Senin, 11 Juli 2011

tak kasatmata

Kemana saja kamu selama ini?
          Hei, tumben.
Tumben?
          Ya, tumben kau menyapa.
Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku.

Menepi Sejenak

Biarkan ku menepi
Bukan berarti lelah menanti

Ku menepi untuk berhenti sejenak
Melihat apa yang ada di belakang
dan melihat ke depan dari titik ini

Memberi jarak sesaat
agar bisa melihat dari jauh
Mencoba terbang kalau perlu
biar bisa melihat dari atas dengan lebih luas

Jadi, biarkan aku menepi

*100711


aoi

Rabu, 06 Juli 2011

Mau dibawa ke mana (hidupku)?

Hari ke-1, Ata membaca.
(QI: 142-143)
Salah satu penyebab kebanyakan orang tidak bahagia adalah kerena pekerjaan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan visi dan misi hidupnya atau tidak tahu jelas misi dan visi hidupnya. Banyak orang telah melakukan berbagai macam pekerjaan selama berpuluh tahun baru mulai menyadari jenis pekerjaan yang sesuai dengan visi dan misi hidupnya. Dan setelah diperlukan waktu bertahun untuk menyadari pekerjaan yang cocok, mereka masih perlu bertahun-tahun lagi untuk mengumpulkan keberanian terjun ke dalam profesi barunya. Oleh karena mereka takut apakah bisa hidup dan mendapatkan penghasilan yang cukup, apakah bisa sukses mengingat latar belakang pendidikan yang tidak mendukung profesi yang diinginkannya.

Syukurlah Saat Itu Aya Sedang Telmi

Jam di dinding menunjukkan pukul 05.30 waktu Indonesia bagian barat. Aya melihat sekilas, oke lima belas menit lagi berangkat setelah stretchingku selesai. Tepat pukul 05.45 WIB, Aya menutup pintu kamarnya, mampir sejenak ke meja makan, minum sereal dulu segelas. Pukul 06.00 WIB, Aya sudah menutup pagar, berangkat ke tempat ia biasa jogging.

barang mewah bernama "sinyal"


Hari ini aq pindah ke pos baru. Ga ada sinyal sama sekali. Mungkin agak susah kontak. Be confident. Go it!

Kabar terakhir sebelum pindah sekaligus pesan sang kakak pada adiknya.



Dua minggu sebelumnya sang kakak sempat mengabarkan,

Btw, sepertinya akan lebih sulit berkomunikasi deh. Ada info mau direlokasi ke pos yang sedikit masuk. Kayaknya kalo mau sms-an harus janjian dulu. Suntuk aku sore ini.

Itung2 latian buat ikut big brother. Ha3x...

Selasa, 05 Juli 2011

Banjir Kok di Dalam Rumah


Yah, bocor lagi, gumamku pagi itu. Sarapan dulu ah di atas.

Saat selesai sarapan, ku berniat kembali ke kamarku, tapi…


"Eh? Apa ni?"

"Teh Ida….! Di bawah banjir…!"

"Ki, Kiki… keluar Ki… banjir! " , teriakku pada teman yang  kamarnya di sebrang kamarku.

"Apa Kak? Hah! Kok bisa begini?"

"Nggak tau, Ki. Tadi sebelum sarapan nggak begini kok. Ayo cepet Ki, nanti keburu masuk kamar."

"Iya, iya kak."

"Pake ember itu kita buang ke kamar mandi!"

Andai Kalian di Sisi

Malam semakin larut. Menjelang pagi bahkan. Dia baru saja menyelesaikan film serial yang sudah kesekian kalinya dia tonton. Tak bosan karena itu aktor favoritnya. Tak bosan karena ceritanya menarik. Tak bosan karena dia butuh, butuh akan pesan dari film itu. Dan bukan karena tak bosan malam ini dia mengulanginya lagi, itu lebih karena untuk menjauhkannya sejenak dari rasa sepi.

Perlu Solusi atau Mencari Pembenaran Diri?

Awalnya aku nggak 'ngeh'. Tapi sudah merasakan ada yang beda. Hanya saja aku masih bingung, apanya yang beda. Sampai suatu ketika, temanku yang sedang mengambil profesi psikologi komentar setengah curhat padaku setelah 'kliennya' berlalu. Maklumlah, terkadang dia sering jadi tempat 'konsultasi' gratis sama kami-kami ini.^^

Senin, 04 Juli 2011

Kejarlah Selagi Bisa!


"Halo!"


"Oh, gitu? Gimana ya Niy… Ya udah coba via email atau sms aja, gimana?"

"Hah? Aneh kali! Kan kita tiap hari ketemu. Kok via email. Emang lu ma suamimu dulu, wajar karena kalian berjauhan."

"Iya, juga ya… Tapi gapapa dicoba aja Niy…"

"Hih, ni anak…. Nggak ah!"

"Terserah kamu deh!"

Kostan Margasatwa


Bukan maksud hati menakut-nakuti. Tapi hanya memaparkan kenyataan. Kostan ini memng sebuah kostan lama. Perkiraanku sejak tahun 80-an akhir sudah ada. Terlihat dari perabotan yang tersedia dan foto-foto penghuni lama.  Setengah tak terawat, dalam arti untuk kebersihan sehari-hari masih terjaga, tapi untuk perbaikan bangunannya… jangan ditanya. Kalau ada kerusakan sedikit, tidak akan segera diperbaiki jika itu belum sangat parah dan membahayakan. Oh, God! Sabar….

Kejutan di Waktu Menjelang Subuh


Aku masih setengah sadar sambil membetulkan posisi tidurku ketika itu. Saat aku akan mulai terlelap lagi, terasa olehku bantal kepala tazmaniaku rubuh menimpa bahu kiriku. Aku terdiam sesaat, otakku berpikir, aku tak bergerak kenapa bantal tazman ini jatuh?

Kodok! Aku kesel karo kancamu sing jenenge Katak!


Sebenarnya ini kisah sudah agak lama. Walau begitu aku tetap ingin menuliskannya.

Aku sebenarnya juga bingung, entah musim apa sekarang ini. Dibilang musim hujan, tidak begitu sering hujan, kemarau? Belum terlalu hangat. Sebut saja ini musim transisi. Masa pancaraoba. Memang, tempat menetapku sementara saat ini yang umum orang-orang menyebutnya kost-kostan, terkenal di antara sesama penghuni itu sendiri, banyak jenis hewan yang tak lazim ada di sebuah rumah. Dan kali ini, kami kedatangan tamu yang bernama pangeran Katak! Mending pangeran, yang seperti dongeng-dongeng ceritakan, bisa buat cuci mata. Sengaja dicoret untuk menegaskan, bahwa dia dan teman-temannya bukanlah pangeran, melainkan katak beneran, bukan jadi-jadian. Katak ya bukan kodok. Karena tubuhnya pipih, gepeng, kakinya panjang, lompatnya tinggi, lincah dan bisa hinggap alias menempel di dinding.

"Kakak" Galak dan "Adik" Maniez


Hubunganku dengan sobat-sobatku memang beberapa ada yang unik --kalau boleh untuk menggantikan kata tak biasa. Sudah ada beberapa sebutan dan panggilan sayang mereka untukku dari mereka. Mama, Tante, Mbak, Dek, Bunda, Bu, Jeng, Neng, Ning dan lainnya. Kali ini aku ingin bercerita tentang Kakak dan Adikku. Sebutlah kami ini saudara angkat. Karena memang tak ada pertalian darah dan ketemunya juga saat sudah memakai seragam abu.

Karena Mencintai Bisa Mengobati Sakitnya Hati


Kali ini aku ke toko buku niatnya hanya untuk membeli dua buah buku titipan sobatku. Tidak lebih, dan tak akan tertarik untuk membeli yang lainnya, karena memang sedang tidak ada budget untuk itu. Tapi tetap tak bisa diam untuk tak mengambil buku yang satu ini. Dari segi tampilan sebenarnya tidak terlalu mencolok, agak kurang menarik malah. Tapi aku tergelitik saat membaca judulnya. Aku seakan diingatkan untuk kembali.