Senin, 04 Juli 2011

"Kakak" Galak dan "Adik" Maniez


Hubunganku dengan sobat-sobatku memang beberapa ada yang unik --kalau boleh untuk menggantikan kata tak biasa. Sudah ada beberapa sebutan dan panggilan sayang mereka untukku dari mereka. Mama, Tante, Mbak, Dek, Bunda, Bu, Jeng, Neng, Ning dan lainnya. Kali ini aku ingin bercerita tentang Kakak dan Adikku. Sebutlah kami ini saudara angkat. Karena memang tak ada pertalian darah dan ketemunya juga saat sudah memakai seragam abu.


Pertama, adikku.

Awal-awal kelas satu, kami sempat akrab. Lalu dengan berjalannya waktu, kami sibuk dengan urusan masing-masing. Dan entah kenapa juga saat-saat akan melepas seragam abu, kami mulai akrab lagi, dan menyadari  sempat 'dingin'. Saat awal kuliah, tak ada alasan khusus, dia mulai memanggilku mbak. Akhirnya aku menyesuaikan, jadi memanggilnya adik. Memang sih lebih tua aku beberapa bulan.

Walau terpisahkan oleh jarak, kami masih sering tukar cerita lewat email, kebetulan sama-sama suka nulis. Jadi, kalau kirim email hampir selalu pakai attachment (saking panjangnya). Kadang kami sengaja merangkum cerita beberapa bulan sebelumnya. Itu berlangsung sampai dengan dua tahun pertama kuliah. Kadang kirim sms sapaan atau sms jail nggak penting yang isinya pertanyaan tentang sesuatu atau hanya sekedar menumpahkan kekesalan hari itu. Walau hanya respon icon smile, sudah cukup menghibur kami. Setelah itu kami disibukkan lagi dengan urusan masing-masing. Hanya sesekali kontak. Kalau sekarang?  Sudah semakin jarang. Sms juga tak selalu ada balasan. Tapi terkadang diganti sama adikku ini dengan telfon dadakannya.

Aku menyebutnya Adik maniez karena dia sendiri yang memperkenalkannya seperti itu. Suatu ketika, dia pinjam Hpku dan mengetikkan nama plus nomernya di phonebookku. Adik_Maniez. (^_^) Adik dan Mbak ini hanya berlaku di bahasa tulis. Kalau bahasa percakapan kami tetap kembali kepada nama asli masing-masing. Kau memang adik laki-lakiku yang maniez dan berhati lembut, Dek.


Ada si Adik_Maniez, ada si Kakak Galak.

Kadang aku memanggilnya Kak, Cak, Bang, atau Kang. Sesukaku aja moodnya lagi pengen memanggilnya apa. Dan untungnya dia terima-terima saja. Dan yang pasti, aku tak akan pernah mau memanggilnya "Mas", karena serasa aneh dan itu hanya berlaku untuk kakak kandungku saja.^^ Wajar sebenarnya aku adiknya, karena memang lebih tua beberapa bulan dariku. Keputusannya akan suatu hal, sempat membuatku tersentak beberapa lama, tapi itu sudah keputusannya, jadi, aku hanya menghormatinya.

Ketemunya juga saat pakai seragam abu. Saling tahu memang sudah sejak awal masuk sekolah. Tapi baru mulai agak kenal dan memutuskan jadi adik-kakak baru saat akan menjadi alumni. Tak begitu kenal awalnya, karena hanya kontak via email dan satu dua kali telfon. Rentang kontak yang satu dengan kontak berikutnya itu hitungannya bisa bulan bahkan tahun. Tapi memang Kakakku ini tipe orang yang mementingkan kualitas daripada kuantitas. Jadi, begitulah gayanya.

Sebutan Galak sebenarnya belum lama ini aku lekatkan padanya. Mungkin belum ada sebulan. Jadi, masih fresh from the oven. Mengapa akhirnya ku lekatkan juga? Hehehe…. Sebenarnya lebih tepat ke cerewet dari pada galak. Tapi aku lebih suka dengan kata galak. Cerewet banget. Apalagi kalau udah ada hal yang kurang dia suka. Bisa panjang kali lebar dia menyampaikannya. Halus sih kata-katanya, tapi tetap masih tersirat kalau dia marah, kecewa, geram, ataupun kurang suka. Itulah dia, jarang to the point. Untungnya adikmu ini bisa menangkap itu semua Kak! Itulah dia makanya ku sematkan predikat galak untuknya. Saat kurang suka, dia akan menyampaikannya dengan halus, tapi menusuk. Hehe... Maap ya, Kang. Jadilah sekarang ku minta dia untuk jadi alarmku. Karena ku lihat dia punya bakat lebih untuk itu^^ Biar kalau akunya kebablasan ada yang ngejitak. (^_^)


Suwun Kang, thanks Dek atas persahabatan kita. Tak terasa sudah sebelas tahun, ya! Maafkan adikmu yg manja dan mbakmu yang kadang merepotkan ini. Kak, Dek, aku tahu kalian saling mengenal, tapi aku tak yakin kalian tahu telah menjadi kakak-adik karena diriku. Saat si Adik sedang sibuk dengan dunianya dan tak ingin diusik, si Kakak tak disangka datang meramaikan. Ah, kalian memang saling mengisi. Kanvasku jadi penuh warna.

Dek, aku kangen saat-saat kita masih sering berbagi cerita, semoga lain waktu bisa terjalin lagi. Kak, jangan bosan-bosan 'marahi' aku ya! Terimakasih kita bertiga bisa tetap konsisten di koridor "kakak-adik". Walaupun kita bertiga punya pilihan yang berbeda untuk "satu hal itu", kakak-adik angkat ini jangan sampai putus.


*010711

9&15-aoi


0 komentar:

Posting Komentar