Rabu, 05 Juni 2013

Mengapa Pria dan Wanita Tidak Merasa Dicintai?


cover 2009
cover 2013
Pagi-pagi ingin berbagi kebahagiaan, ah! Hehehe…. Semalam menerima buku yang selama ini dicari-cari edisi bahasa Indonesianya. Cetakan terakhir, yang ke-19 dicetak pada tahun 2009, setelah itu belum dicetak ulang lagi. Baru dicetak ulang (cetakan yang ke-20) Mei 2013 lalu, dengan perubahan cover. Sejak tahun 2010 aku memang semakin sering memperkaya diri dengan bacaan-bacaan tentang relationship, psikologi pria-wanita, komunikasi, dan otak pria-wanita. Nah, mungkin saking larisnya buku ini, ya. Susah sekali mendapatkannya di toko-toko buku, baik itu online maupun nyata. Habis stok. Akhirnya aku mendapatkan sih, versi ebooknya yang versi English, cuma tetep pengen yang versi bahasa Indonesia. Hahaha….

Dan ternyata benar, ya. Saat kita sudah ikhlas atau menganggap telah mendapatkannya (kalau bahasa the secret), seluruh alam akan bergerak mewujudkannya. Ya, aku sudah dalam tahap melupakannya kalau aku pernah begitu menginginkan memilikinya, mencukupkan diri dengan versi Englishnya. Eh, tiba-tiba datang sendiri lewat seorang sobat. Karena itulah kalau punya keinginan, tak ada salahnya memberitahu orang lain keinginan kita itu, siapa tahu lewat orang lainlah informasi itu didapat. Iya, kemarin sore sobatku memberitahu kalau dia melihat buku itu di Rumah Buku, lalu akupun minta tolong untuk dibelikan dahulu, watir kehabisan lagi. Hehehe…. Disampulin pula. Tambah senang, deh. Tararenkyu, Dalio!

Nah setelah membaca scanning (soalnya udah pernah baca yang versi English), aku ngin membagikan topik mengenai 'saat kondisi seperti apa pria dan wanita tidak merasa dicintai'. Peletakan kata tidak sengaja diletakkan sebelum kata merasa, bukan pada kata dicintai karena memang  ingin memberi penekanan pada kata merasanya. Maklum jadi ingat tentang pelajaran penegasian pada tata bahasa. Ehehehe…. Maksudnya di sini adalah, si pria dan wanitanya aja yang merasa seperti itu, padahal masih dicintai kok, hanya merasa saja. Padahal perasaan bisa salah kan? ^^ Oke, kita simak yuk!

Ini semua disadur dari halaman 212-214 buku Men are from mars and Women are from venus karya John Gray edisi bahasa Indonesia cetakan ke-20.


Kondisi-kondisi yang membuat seorang pria tidak merasa dicintai oleh wanitanya, yaitu:

Ketika wanita mencoba memperbaiki tingkah laku pria atau menolongnya dengan menawarkan nasihat yang tidak diminta,
Maka pria akan merasa tidak dicintai karena wanitanya tidak memercayainya lagi.

Ketika wanita mencoba mengubah atau menguasai tingkah laku pria dengan menyampaikan kekesalan hatinya atau perasaan-perasaan negatifnya, (Boleh saja menyampaikan perasaan, asalkan tidak mencoba memanipulasi atau menghukum.)
Maka pria akan merasa tidak dicintai karena wanitanya tidak menerima dia sebagaimana adanya.

Ketika wanita tidak menghargai apa yang dilakukan pria baginya, melainkan mengeluh mengenai apa yang tidak dilakukan pria,
Maka pria akan merasa tidak dihargai dan tidak dicintai karena wanitanya tidak menghargai apa yang dilakukannya.

Ketika wanita membetulkan tingkah laku pria dan memberitahukan apa yang harus dilakukannya, seolah-olah pria itu anak kecil,
Maka pria merasa tidak dicintai karena ia tidak merasa dikagumi.

Ketika wanita mengungkapkan perasaan-perasaan kecewanya secara tak langsung dengan pertanyaan-pertanyaan retoris seperti, "Kenapa kau melakukan itu?"
Maka pria akan merasa tidak dicintai karena ia merasa wanitanya telah menarik kembali persetujuannya. Ia tidak lagi merasa sebagai contoh yang baik.

Ketika wanita membetulkan atau mengecam saat pria telah membuat keputusan atau mengambil prakarsa,
Maka pria akan merasa tidak dicintai karena wanita tidak membesarkan hatinya untuk bertindak dengan kekuatannya sendiri.

Jadi bisa disimpulkan, bahwa pria akan merasa dicintai oleh wanitanya jika wanitanya memercayainya, menerimanya, menghargainya, mengaguminya, menyetujuinya, dan membesarkan hatinya.



Kondisi-kondisi yang membuat seorang wanita tidak merasa dicintai oleh prianya, yaitu:

Ketika pria tidak mendengarkan, mudah terbagi perhatiannya, tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang penuh minat atau penuh perhatian,
Maka wanita akan merasa tidak dicintai karena prianya tidak menaruh perhatian atau tidak menunjukkan bahwa ia peduli.

Ketika pria mengartikan perasaan-perasaan wanita secara harfiah dan mengoreksinya, lalu pria menganggap wanita minta penyelesaian, karena itu pria memberinya nasihat,
Maka wanita akan merasa tidak dicintai karena pria tidak memahaminya.

Ketika pria mendengarkan, tapi kemudian marah dan menyalahkan wanita karena mengecewakannya atau karena membuatnya patah semangat,
Maka wanita akan merasa tidak dicintai karena pria tidak menghormati perasaan-perasaannya.

Ketika pria mengecilkan pentingnya kebutuhan dan perasaan wanita, dan menganggap anak-anak atau pekerjaan lebih penting,
Maka wanita akan merasa tidak dicintai karena pria tidak memperhatikannya dan tidak menghormatinya sebagai orang yang istimewa.

Ketika wanita marah, lalu si pria menjelaskan mengapa pria benar dan mengapa wanita tidak boleh kecewa,
Maka wanita akan merasa tidak dicintai karena pria tidak menghargai perasaan-perasaannya, tapi malah membuatnya merasa bersalah dan tidak didukung.

Ketika setelah mendengarkan wanita, si pria tidak mengatakan apa-apa atau pergi begitu saja,
Wanita akan merasa tidak aman karena tidak memperoleh jaminan yang dibutuhkannya.

Jadi bisa disimpulkan, bahwa wanita akan merasa dicintai oleh prianya jika prianya memedulikannya, memahaminya, menghormatinya, memperhatikannya, menghargainya, dan menjaminnya.



Aku sendiri jadi teringat kejadian-kejadian yang pernah terjadi pada diriku sendiri. Ya, walaupun aku telah mengetahui 'ilmu-ilmu' di atas, pada saat prakteknya, sering lupa. Hahaha…. Dan John Gray sendiri pun sudah berpesan pada awal dan akhir bukunya ini, bahwa yang lebih penting adalah implementasinya, alias praktek. Apa yang ada di buku hanyalah sebagai panduan yang bisa kita buka berulang-ulang saat kita membutuhkannya. Mengimplementasikan pelajaran baru, perlu setidaknya 200x pengulangan agar otak kita mengingatnya. Khekhe….

Apa itu kesalah-kesalahan yang masih kuperbuat? Yang aku sendiri tidak menyadarinya ketika itu terjadi? Atau spontan merasa tidak tahan jika tidak melakukannya? Emmm….. Kasih tahu nggak ya??? Halah. Terkadang, aku masih memberikan nasihat atau saran yang tidak diminta, padahal sudah berusaha untuk menahannya, tapi saat-saat tertentu, itu spontan saja terlontar.

Atau, saat aku sebenarnya hanya ingin menumpahkan kekesalan-kekesalanku atau perasaan-perasaan negatif lainnya, tanpa ada maksud untuk menyalahkannya sedikit pun, ia malah merasa aku menarik kembali persetujuannya ataupun menganggap aku perlu solusi, hahaha….. Padahal aku hanya ingin dia menghormati dan menghargai perasaan-perasaanku, serta ingin dia memahamiku. Fiuh….

Atau saat aku tak sadar telah memberikan komentar atau menanggapi permasalahannya dengan kalimat-kalimat yang terdengar seperti nasihat ataupun saran yang tidak dia minta, dia merasa seperti aku tidak memercayainya, tidak mengaguminya, sekaligus tidak membesarkan hatinya. Hahaha….. Padahal itu lebih kepada wujud kepedulianku, tanganku gatal untuk tidak melakukannya. Aku merasa bahagia saat bisa membantunya. Kenapa? Karena merasa menjadi manusia yang berguna. Wohoho…..

Atau saat aku lebih melihat (protes) apa yang tidak dilakukannya, padahal sebaiknya ia melakukannya, dia merasa aku tidak menghargai apa-apa yang telah dilakukannya. Aku bukannya tidak melihat dan menghargai apa-apa yang telah dilakukannya (aku sangat berterimakasih dalam hati), hanya, aku tidak ingin dia lupa pada hal-hal yang seharusnya dia lakukan, dan memberikan jaminan padaku bahwa ia tak kan mengulanginya, dan meyakinkanku akan lebih menghargai perasaan-perasaanku. Xixixi….

Begitulah.

Satu lagi yang bisa kutarik pelajaran dan perhatian lebih adalah, sebenarnya pria dan wanita mirip. Ingat saja ini untuk pria maupun wanita, 'jangan memberikan saran jika tidak diminta dan ungkapkan dengan jelas jika memang butuh bantuan atau punya keinginan'.

Pertama, pria tidak suka diberi nasihat kalau tidak diminta, dia ingin dipercaya dan dibiarkan mengatasi masalahnya sendiri, dan akan meminta bantuan jika memang perlu. Wanita pun sama, ia 'bercerita', yang lebih 'terkesan seperti mengeluh', bukan selalu berarti ia benar-benar memerlukan bantuan ataupun solusi, ia hanya ingin dan perlu menumpahkan perasaan-perasaan negatifnya. Dia tak jarang, hanya perlu didengarkan dengan penuh simpati saja. Karena itu, 'jangan memberi saran jika tidak diminta'.

Kedua, pada umumnya, wanita tidak to the point menyampaikan apa yang ia inginkan, atau tidak secara langsung memberitahu bahwa ia memerlukan bantuan pria. Karena mengungkapkan perasaan dengan sangat jelas dan tegas atau meminta secara langsung, itu sesuatu yang sangat dihindari wanita. Ia merasa itu sangat tidak sopan. Padahal kebanyakan pria, tidak pandai menerjemahkan simbol-simbol ini. Pria perlu tanda yang jelas, langsung, dan sederhana. Jadi, ingatlah para wanita, bahwa pria sebenarnya sangat tersanjung jika bisa memenuhi kebutuhan wanitanya dan ingin menjadi 'hero' bagi wanitanya. Dan ingatlah para pria, sering-seringlah berinisiatif menawarkan bantuan kepada para wanita tanpa diminta. Karena menerima bantuan itu, bagi wanita sama sekali tidak merusak harga diri ataupun ego mereka, melainkan mereka akan sangat merasa diperhatikan. Jadi, ungkapkan dengan jelas apa keinginan kita sebenarnya.

Terlihat kan, sebenarnya, pria dan wanita itu mirip. Hanya sudut pandangnya berbeda. Kita lihat, pria merasa bahagia saat ia bisa menjadi 'hero' bagi wanitanya, sedangkan wanita merasa bahagia saat ia bisa membantu prianya. Pria ingin merasa dipercaya, dikagumi, dan dibesarkan hatinya dengan tidak memberikan saran yang tidak diminta, sedangkan wanita, terkadang hanya ingin didengarkan, dipahami, dan dihargai perasaan-perasaannya saat bercerita dengan tidak (tanpa) harus memberikan solusi atas masalah-masalah yang diceritakannya tadi. See?

Hanya berpendapat. Semoga menginspirasi. ^^



0 komentar:

Posting Komentar