Nunun sendiri akhirnya dilanda penyakit lupa. Kini ia sedang
membaca SMS lama dari Udin, tapi Nunun sudah lupa siapakah pengirim SMS ini
sebenarnya, "Puncak kangen yang paling
dahsyat itu ketika dua orang tidak saling menelepon, SMS, BBM, dan lain-lain
tetapi keduanya diam-diam saling mendoakan…"
Pernah
membaca kutipan paragraf di atas? Kalau pernah membaca bukunya Sujiwo Tejo yang
Ngawur Karena Benar, pasti pernah baca. Hehehe… itu memang kutipan dari
paragraf terakhir artikel ke 37 buku itu, yang berjudul Lupa Udin se-Mayapada.
Bapak yang satu ini memang cerdas. Jadi semakin kagum dengan kecerdasannya.
Aku
sendiri setuju dengan kalimat yang ditebalin
di atas itu. Memang seperti itu bukan? Apalagi coba kalau selain itu? Itulah
puncaknya. Kalau saat rasa kangen itu melanda dan bisa disalurkan, itu masih
lebih mudah. Tapi saat rasa kangen itu tak bisa disalurkan pada yang dimaksud,
ya salurkan pada yang Maha Pemberi. Pemberi rasa kangen itu sendiri. Berdoa
pada sang Khalik. Jadi sebenarnya, tetap bisa disalurkan, kan? (^_^)
aoi
0 komentar:
Posting Komentar