Pagi
tadi, sambil beraktivitas ala ibu rumah tangga, aku dengerin siaran radio
kesanyangan. Temanya kali itu tentang lagu-lagu jadul. Kali ini sedang membahas
ala tahun 80-an. Alkisah, si penyiar ceweknya mendendangkan satu lagu era 80-an
ala akustik, dan pendengar diminta menebak judul lagunya. Samar-samar, aku
kenal lagu ini, tak tahu judulnya, tapi tahu penyanyinya. Biasa, yang lekat
dengan lagu jadul itu Yuni Shara. Ya, itu penyanyinya. Tapi judulnya tak tahu.
Hahaha…
Di
sini aku tertarik karena baru 'NGEH', sewaktu menyimak liriknya. Hmm…. Ternyata
liriknya begini ya…. #kemana aja Anjar!!! Ye…, ga kemana-mana kok… Intinya,
menurutku, liriknya seperti mengajarkan kita secara nggak langsung tentang
romantisme suami-istri. Suami-istri lho, ya…. Biar dapat pahala. Ehem. Aku
ngebayanginnya, saat si istri akan ditinggal pergi suaminya untuk sementara,
dalam waktu yang agak lama. Karena sekolah ataupun mencari nafkah alias kerja
misalnya. Tapi si istri tak bisa mendampingi. Lagu perpisahan sebenarnya. Tapi
penggambarannya bagus. -menurutku-
Sempat
juga kebayang perpisahan antar suami-istri saat melepas kepergian sang suami di
medan perang pada zaman dahulu, dengan
background stasiun kereta api. Kenapa?? Entahlah. Mungkin kerena terlalu
sering naik kereta api akunya, atau karena pernah membaca novel klasik
Indonesia yang berjudul Dan Perang Pun Usai (karena
buat data penelitian ini juga. Kwkw). Dalam novel itu ada adegan perpisahan
suami-istri orang Jepang yang akan berangkat membela negaranya ke medan perang
(Indonesia maksudnya). Dan latarnya itu stasiun kereta api. Ceritanya, si istri
saat itu berjanji akan sabar menunggu suaminya pulang, tapi ternyata setelah
tahun berlalu, si istri tidak menepati janjinya. Ups, kok jadi ngebahas novel.
Mari kembali ke bahasan awal.
Entahlah
apa maksud si pembuat lirik itu sebenarnya.
Penasaran
dengan lagunya? Kita simak lirinya berikut ini.
Katakan
sayang sebelum kau pergi
Katakan
sayang oh sekali lagi
Biar
hatiku tabah menjalani
Selama
kau jauh dari aku ini
Chorus:
Selamat
jalan sayang
Rindukanlah
diriku
Bisikkanlah
namaku
Sebelum
dirimu tidur
Selamat
jalan sayang
Percayalah
padaku
Ku kan
sabar menunggu
Sampai
kau kembali
Cium
keningku penuh perasaan
Tatap
mataku saat perpisahan
Biar
hatiku tabah menjalani
Selama
kau jauh dari aku ini
Chorus
Aku
jadi teringat sebuah momen yang ku rekam saat aku masih SMP atau SD dahulu.
Saat itu, aku dan Ibu juga ibu-ibu lainnya plus beberapa anak mereka juga,
sedang menjemput--lebih tepatnya menyambut kedatangan para suami mereka. Aku
dan ibuku tentu saja dalam rangka menyambut Ayahku pulang. Peristiwanya terjadi
di bandara Polonia. Aku juga lupa detailnya, ayahku habis dari mana. Yang pasti
habis dari luar kota sih, sekitar semingguan gitu.
Bukan
momen menjemput ayahku itu yang menarik ingatanku, tapi kepada temannya
orangtuaku. Aku juga tak tahu namanya siapa. Hahaha… tapi aku memperhatikan
'tingkah' mereka. Saat sang suami sudah keluar dari pintu keluar (masak dari
pintu masuk ya), ia langsung disambut oleh istri dan beberapa anak-anaknya.
Sang suami umurnya sekitar 50-an awal, begitu juga dengan sang istri. Anaknya
ada yang seumuran denganku juga. Nah, apa yang terjadi saat mereka bertemu
untuk pertama kali setelah perpisahan sementara itu? Sang suami langsung
mencium kening sang istri sambil tersenyum (istrinya juga membalas senyum itu
pastinya), dan begitu juga terhadap anak-anaknya, mengusap-usap kepala mereka, sembari memberikan pelukan
ringan. Hmm… so sweet…
Kejadian
itu terjadi saat keluarga lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing.
Jarang-jarang kan ada yang mau memperlihatkan kemesraan di depan umum. Bukan
pornografi lho ya…. Dan bukan mengumbar kemesraan juga. Aku melihatnya lebih
kepada, rasa sayang yang tulus dan pelampiasan kerinduan yang disertai rasa
syukur karena dapat bertemu kembali dengan selamat. Itu terlihat dari raut
wajah mereka semua, tatapan mata dan senyuman hangat yang terpancar tulus
sekali. Aku senang aja melihat semua adegan itu. Hehehe….
Akhirnya,
menurutku kemesraan antara suami-istri tetap harus dijaga dan diciptakan selalu
tanpa mengenal batasan umur. (^_^)
0 komentar:
Posting Komentar