Rabu, 19 Desember 2012

Sebelum Kau Pergi (Kasih)

Pagi tadi, sambil beraktivitas ala ibu rumah tangga, aku dengerin siaran radio kesanyangan. Temanya kali itu tentang lagu-lagu jadul. Kali ini sedang membahas ala tahun 80-an. Alkisah, si penyiar ceweknya mendendangkan satu lagu era 80-an ala akustik, dan pendengar diminta menebak judul lagunya. Samar-samar, aku kenal lagu ini, tak tahu judulnya, tapi tahu penyanyinya. Biasa, yang lekat dengan lagu jadul itu Yuni Shara. Ya, itu penyanyinya. Tapi judulnya tak tahu. Hahaha…

Di sini aku tertarik karena baru 'NGEH', sewaktu menyimak liriknya. Hmm…. Ternyata liriknya begini ya…. #kemana aja Anjar!!! Ye…, ga kemana-mana kok… Intinya, menurutku, liriknya seperti mengajarkan kita secara nggak langsung tentang romantisme suami-istri. Suami-istri lho, ya…. Biar dapat pahala. Ehem. Aku ngebayanginnya, saat si istri akan ditinggal pergi suaminya untuk sementara, dalam waktu yang agak lama. Karena sekolah ataupun mencari nafkah alias kerja misalnya. Tapi si istri tak bisa mendampingi. Lagu perpisahan sebenarnya. Tapi penggambarannya bagus. -menurutku-

Sempat juga kebayang perpisahan antar suami-istri saat melepas kepergian sang suami di medan perang pada zaman dahulu, dengan background stasiun kereta api. Kenapa?? Entahlah. Mungkin kerena terlalu sering naik kereta api akunya, atau karena pernah membaca novel klasik Indonesia yang berjudul Dan Perang Pun Usai (karena buat data penelitian ini juga. Kwkw). Dalam novel itu ada adegan perpisahan suami-istri orang Jepang yang akan berangkat membela negaranya ke medan perang (Indonesia maksudnya). Dan latarnya itu stasiun kereta api. Ceritanya, si istri saat itu berjanji akan sabar menunggu suaminya pulang, tapi ternyata setelah tahun berlalu, si istri tidak menepati janjinya. Ups, kok jadi ngebahas novel. Mari kembali ke bahasan awal.

Entahlah apa maksud si pembuat lirik itu sebenarnya.

Penasaran dengan lagunya? Kita simak lirinya berikut ini.


Katakan sayang sebelum kau pergi
Katakan sayang oh sekali lagi
Biar hatiku tabah menjalani
Selama kau jauh dari aku ini

Chorus:
Selamat jalan sayang
Rindukanlah diriku
Bisikkanlah namaku
Sebelum dirimu tidur

Selamat jalan sayang
Percayalah padaku
Ku kan sabar menunggu
Sampai kau kembali

Cium keningku penuh perasaan
Tatap mataku saat perpisahan
Biar hatiku tabah menjalani
Selama kau jauh dari aku ini
Chorus


Aku jadi teringat sebuah momen yang ku rekam saat aku masih SMP atau SD dahulu. Saat itu, aku dan Ibu juga ibu-ibu lainnya plus beberapa anak mereka juga, sedang menjemput--lebih tepatnya menyambut kedatangan para suami mereka. Aku dan ibuku tentu saja dalam rangka menyambut Ayahku pulang. Peristiwanya terjadi di bandara Polonia. Aku juga lupa detailnya, ayahku habis dari mana. Yang pasti habis dari luar kota sih, sekitar semingguan gitu.

Bukan momen menjemput ayahku itu yang menarik ingatanku, tapi kepada temannya orangtuaku. Aku juga tak tahu namanya siapa. Hahaha… tapi aku memperhatikan 'tingkah' mereka. Saat sang suami sudah keluar dari pintu keluar (masak dari pintu masuk ya), ia langsung disambut oleh istri dan beberapa anak-anaknya. Sang suami umurnya sekitar 50-an awal, begitu juga dengan sang istri. Anaknya ada yang seumuran denganku juga. Nah, apa yang terjadi saat mereka bertemu untuk pertama kali setelah perpisahan sementara itu? Sang suami langsung mencium kening sang istri sambil tersenyum (istrinya juga membalas senyum itu pastinya), dan begitu juga terhadap anak-anaknya, mengusap-usap kepala mereka, sembari memberikan pelukan ringan. Hmm… so sweet…

Kejadian itu terjadi saat keluarga lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Jarang-jarang kan ada yang mau memperlihatkan kemesraan di depan umum. Bukan pornografi lho ya…. Dan bukan mengumbar kemesraan juga. Aku melihatnya lebih kepada, rasa sayang yang tulus dan pelampiasan kerinduan yang disertai rasa syukur karena dapat bertemu kembali dengan selamat. Itu terlihat dari raut wajah mereka semua, tatapan mata dan senyuman hangat yang terpancar tulus sekali. Aku senang aja melihat semua adegan itu. Hehehe….

Akhirnya, menurutku kemesraan antara suami-istri tetap harus dijaga dan diciptakan selalu tanpa mengenal batasan umur. (^_^)


0 komentar:

Posting Komentar