Masih
berhubungan dengan bahasan sesuatu yang bernama komunikasi, ini coba disalinkan
apa adanya dari buku Two Ears One Mouth:
Panduan Sukses Komunikasi Profesional karya Kussusanti. Okeh silakan
disimak, semoga dapat memperbaiki cara kita semua dalam berkomunikasi dengan
sukses!
Cara
berkomunikasi kita perlu disesuaikan dengan lawan bicara, yaitu dengan melihat siapa dan bagaimana lawan bicara kita, untuk menentukan isi pesan dan
bagaimana cara kita menyampaikannya. Yang penting dalam berkomunikasi bukan apa yang kita sampaikan tetapi bagaimana kita menyampaikannya.
Inilah yang disebut dengan dynamic
communications skills.
Sebelum
kita berbicara, yang lebih penting dikuasai adalah keterampilan active listening,
yaitu bagaimana mendengarkan secara aktif. Kita perlu memiliki kemauan untuk mendengar, memberi
perhatian penuh, memahami apa yang dikatakan maupun yang tidak dikatakan orang,
mengingat, memberi respon yang tepat, sesuai, dan efektif.
Setelah
mampu mendengarkan secara aktif, kita perlu memiliki keterampilan berbicara secara assertive (lugas), yaitu berbicara tidak kasar,
tidak memaksa, penuh percaya diri, bahkan tidak takut menghadapi lawan bicara.
Dengan keterampilan assertiveness ini,
diharapkan kita dapat mengajukan pendapat dengan penuh percaya diri, menyatakan
ketidaksetujuan tanpa konflik, mau menerima kritik dan bekerja sama dengan
baik, sehingga semua pihak merasa puas.
Kata dynamic atau dinamis berarti selalu sanggup
menyesuaikan diri dengan keadaan, memiliki sifat, tenaga dan kekuatan sehingga
selalu bergerak. Dynamic communicarions
berarti komunikasi yang disesuaikan dengan lawan bicara, mengikuti pola yang
diinginkannya (dalam hal ini oleh penerima pesan/receiver).
Komunikasi ditentukan oleh tujuan yang hendak
dicapai (effect), disesuaikan dengan isi pesannya (message) serta
salurannya (channel).
Keterampilan berkomunikasi ini akan terus berkembang ke arah perbaikan. Kita
tidak bisa berkomunikasi dengan satu gaya komunikasi saja. Justru kita dituntut
untuk berkomunikasi secara dinamis. Saat berbicara dengan Bapak Ahmad harus
serius, berbicara dengan Ibu Bela bisa lebih santai, dan kepada seorang
pelanggan kita harus hati-hati berbicara karena ia galak atau sensitif. Inti
dari dinamis berkomunikasi adalah bagaimana kita mampu menyesuaikan diri dengan
lawan bicara.
Berawal
dari inilah, kita perlu melihat dan meneliti lebih dahulu siapa komunikan kita,
apa yang ingin kita sampaiakan, dan apa tujuannya. Dari sini kita akan menuju
pada komunikasi yang efektif.
Komunikasi
yang disesuaikan dengan lawan bicara adalah mengikuti apa yang diinginkan oleh
pendengar. Kadang-kadang memang sulit mengetahuinya. Jika lawan bicara
mengucapkan kata-kata secara jelas, tidak ada masalah. Tetapi banyak orang yang
tidak bisa atau tidak mau mengucapkan sesuatu secara langsung dan terbuka,
bahkan diam saja. Lalu bagaimana? Apakah kita juga lantas diam saja? Tentu
tidak. Kita harus pandai menggali kebutuhan, apa yang ingin dikatakan orang
tersebut dan apa yang sesungguhnya ia inginkan? Misalnya, aktif bertanya dan
memerhatikan body language.
Sumber:
Kussusanti.
2009. Two Ears One Mouth: Panduan Sukses
Komunikasi Profesional, 1-4. Jakarta: Grasindo.
0 komentar:
Posting Komentar