Kamis, 28 April 2011

Sekelumit Hikmah dari Mereka yang Istimewa

290310

Terinspirasi dari acara Rossy di Global TV tentang autisme, 28 Maret 2010.


Episode Rossy kali ini memang tentang autisme. Tapi, bukan topik ini yang akan dibahas dalam tulisan kali ini. Hikmah dari para orang tualah yang ingin dituangkan dalam kesempatan kali ini.

Anak-anak luar biasa memang untuk orang tua luar biasa.
Hal ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memang menempatkan sesuatau pada tempatnya. Tidak akan salah tempat. Setiap ujian diberikan kepada setiap orang dengan kapasitasnya masing-masing. Tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jadi, adakah alasan buat kita untuk putus asa padahal sudah ada yang menjamin kalau kita bisa.

Sesuatu atau seseorang yang kita anggap penuh dengan kekurangan ternyata mengajari kita.
Hal ini mengingatkan kita pada don't judge a book by its cover, Ya, siapa sangka yang selama ini kita pandang sebelah mata ternyata menghantarkan kita pada sebuah pencerahan.  Mereka ternyata menghantarkan kita pada berbagai hikmah yang  membuat kita semakin bijaksana.

Saat sudah tidak tau harus berbuat apa, hanya kepada penciptanyalah saya bergantung. Saat saya sudah berpasrah, kemudahan itu satu per satu datang.
Hal ini menyadarkan kita betapa manusia itu sebenarnya makhluk yang lemah jika tanpa pertolongan-Nya. Saat ujian datang, terkadang kita ragu untuk bergantung pada-Nya. Saat sudah mentok, baru kita 'kejedut' dan tersadar, ke mana lagi harus berharap jika bukan pada-Nya? Akhirnya kita baru benar-benar bisa berpasrah pada-Nya. Inilah yang disebut dengan ikhlas. Saat hati ikhlas, semua yang ada di sekeliling kita akan bergerak untuk kita.

Hal terberat yang saya rasakan adalah saat harus menerima. Selama penolakan itu masih ada, selama penyangkalan itu masih ada, akan terasa semakin berat.
Hal ini menyangkut keyakinan. Saat ujian datang, hanya ada dua pilihan, terima atau tolak. Terima dengan konsekuensi proses yang tidak mudah tapi menjadikan kita lebih baik, atau tolak dengan konsekuensi tak repot tapi membuat kita semakin terpuruk. Menerima segala kentuan-Nya yang tak sesuai harap dengan penuh keyakinan akan membuat kita menjadi lebih baik. Semakin kita menolak maka akan semakin kita tertekan. Ibarat kita melawan angin topan, pohon beringin yang terlihat kokoh berdiri pun akan tumbang. Tidak seperti bambu yang menerimanya dengan lentur menyesuaikan. Nah, proses 'menerima' ini memang tidak mudah dan tak jarang perlu waktu yang tidak sebentar. Tapi itulah dia, Alhamdulillah, pencipta kita lebih berorientasi pada proses daripada hasil. Maka, bersabarlah saat melaluinya.

*semoga membawa hikmah

                                                                         aoi

0 komentar:

Posting Komentar