Sabtu, 12 Januari 2013

Si Tasman


Kamu kenal si Tasman? Mungkin iya, mungkin tidak. Tergantung. Kalau yang udah pernah bertemu, pasti agak-agak ingat dengan dia. Lihat aja fotonya ini. Ehehehe…

Si Tasman


Hmm…. Tepat hari ini, dia berusia 10 tahun. Sepuluh tahun bersamaku maksudnya. Hehehe… Dia merupakan hadiah ceritanya. Buatku tentunya. Masak buat yang baca. Dezig! Kaget juga sih pas dikasih ini. Soalnya nggak pernah terpikir bakal dihadiahi boneka yang cukup gedhe. Yang ngasih juga bawanya agak kewalahan. Hahaha….

Tak terasa ternyata, sudah 10 tahun dia menemaniku. Ke manapun aku pindah. Dia ikut. Jujur, aku bukan tipe wanita yang biasa koleksi boneka. Boneka-bonekaku dari zaman dahulu kebanyakan memang pemberian dari orang-orang di sekitarku. Mungkin karena aku seorang anak perempuan, jadi mereka terpikir memberi itu saat itu. ^^

Aku sendiri sempat heran. Ternyata koleksi boneka seorang kawanku yang penampakan dari luar tomboi, cuek, mandiri, tangguh, jago bela diri, ternyata koleksi bonekanya lebih banyak dariku. Ada lha beberapa di kamarnya. Sedangkan aku? Hahaha…. Sudahlah. Ayo kembali ke topik utama. Si Tasman.

Zaman SMA dulu memang aku tak pernah memproklamirkan dengan terang-terangan kalau kesengsem sama si Tasman ini. Tapi sahabat-sahabatku kayaknya 'Ngeh'. Heran. Mungkin karena lihat stiker  timbul Tazmania yang cukup gedhe di belakang helm hitamku dulu kali ya… Jadi mereka menyimpulkan begitu. Stiker itu aku beli di mana juga lupa. Dan entah kenapa ku tempel di helm juga lupa. Mungkin karena helmku terlalu polos. Khakha… jadi biar sekalian jadi tanda pengenal.

Nah mulailah satu-satu ada yang memberi pernak-pernik Tasman ini. Stiker, gantungan kunci, dan yang terbesar wujudnya itu ya boneka kepala Tasman ini. Saat, menerima pemberian-pemberian inilah aku baru tersadar, iya ya, aku kesengsem sama si Tasman ini, tapi hampir tak ada benda-benda tentangnya kecuali stiker timbul di helm itu. Hahaha…. Apa buatku kalo suka itu yang penting di dalam hati, bukan perwujudan secara lahiriah? Hehehe…. Padahal perlu juga ya sekali dua kali diaktualisasikan, biar sebagai bukti gitu.^^

Bagaimana aku suka ma si Tasman ini juga nggak jelas. Kalo kata orang "Love at first sight". Halah. Iya, bener. Jadi begini. Sewaktu awal SMP, aku suka sama donal bebek tuh…. Nah, pas akhir SMP aku sempat lihat si Tasman ini. Dari sebuah gambar tak bergerak. Pertama lihat penampakannya, langsung tertarik. Padahal dia nggak ada manis-manisnya ya, imut nggak, lucu juga nggak. Biasanya kan anak perempuan sukanya yang begitu. Aneh memang. Sahabatku sendiri pun bilang aku ini orang aneh. Jadi jangan heran. Dan aku selalu membela diri, bukan aneh, tapi unik. Beuh…..

Aku suka tanpa alasan apapun, tanpa tahu apa si Tasman ini. Suka aja. Titik. Dan aku anehnya nggak mencari tahu, dia itu apa. Mungkin ketertarikanku gara-gara dulu lumayan sering bikin oeret-oret kayak angin topan gitu. Itu lho yang kayak segitiga terbalik. Jadi kalau lagi jenuh, iseng, nggak ada kerjaan di kelas, suka bikin oret-oret model itu di kertas atau halaman buku yang ada space kosongnya. Buku SMAku banyak yang jadi korban. Dan secara tak sadar, waktu nyobain pulpen di toko buku pun, buat coretan angin topan segitga terbalik. Nah, si Tasman kan suka muter-muter nggak jelas gitu.

oret-oret mumet


Setelah sekian lama, baru aku sempatkan mencari tahu apa si Tasman ini. Dan pas tahu agak kaget juga. Hahaha… oh ternyata dia itu ini toh…. Udah, habis itu nggak pernah nyari tahu lagi. Jadi jangan tanya detail tentang si Tasman ini. Aku pun nggak begitu tahu. Dan sekarang pun kalau lihat Tazmania, biasa aja. Iya, dulu aku suka banget, tanpa tahu dia itu apa. Khakaha…. Paling senyum-senyum sendiri.

Nah boneka bantal kepala Tasman ini aku terima saat aku lagi terapi buat nggak ketergantungan sama yang namanya guling. Karena nggak di semua tempat tidur ada guling. Waktu di rumah nenekku dulu, adanya cuma dua bantal di kamarku. Jadi yang satu buat alas kepala, yang satu kupeluk sebagai ganti guling. Nah sejak ada si Tasman ini, bantal yang biasa kupeluk, kuganti dengan si Tasman ini. Dan sekarang ini, aku sedang terapi lagi. Mencoba menjauhkannya dari tidurku. Karena tidak semua tempat selalu bisa membawa si Tasman. Misalnya kalau sedang traveling atau menginap di rumah teman atau saudara. Kan, si Tasman nggak selalu bisa dibawa. Jadi sekarang dia kuterapi untuk jadi pajangan di tempat tidurku saja, tanpa kumemeluknya. Di sebelahku saja. Jadi sekarang hanya tinggal satu bantal dan selimut. Yang penting ada alas buat menyangga kepala. Jadi kepalaku nggak pusing pas bangun.

Yang aku salut, sama yang ngedesain boneka kepala Tasman ini. Soalnya begitu nyaman untuk didekap ataupun difungsikan sebagai penyangga kepala sewaktu tidur. Jadi kalau ada teman yang menginap, berhubung kostan yang sekarang ekonomis, bantal kuberi ke tamu, dan si Tasman jadi penyangga kepalaku. Karena kan, buatku, penyangga kepala itu harus cukup tinggi biar nggak pusing. Sedangkan bantal yang biasa kupakai (berhubung terlalu empuk jadi kurang bisa menyangga leher dengan baik) selalu diganjal dengan selimut cadangan. Nah, sedangkan selimut cadangan kan diberikan pada si tamu. Jadi daripada aku pusing kepala saat bangun, mending aku berbantalkan si Tasman. Hehehe…

Si Tasman ini juga sempat ku jadikan model. Dalam rangka mengasah kreativitasku dalam berfotografi ria. Halah. Ini dia.

Ceritanya aku ingin membuat foto dengan judul "Waktunya gosok gigi".  Jadi waktu itu giginya ku poles dengan eyeshadow warna hijau lumut. Ckckc… padahal waktu itu belum lama 'dimandiin' dia. Demi. Hahaha….

Waktunya Sikat Gigi....!



Nah yang ini, giginya lagi kinclong-kinclongnya:

Gigiku bersih....


Pertanda dia harus 'dimandiin' adalah saat warna giginya sudah tidak kinclong lagi. Hehehe….


Ah, Tasman. Ternyata kita sudah 10 tahun bersama, ya.
Apakah kita akan terus bersama? Aku belum tahu jawabannya.
Terimakasih sudah menemaniku.
Dan terimakasih sudah mau jadi korban bullyingku. Ups.
Ehehe…

(^_^)

120113


0 komentar:

Posting Komentar