Kamu
kenal si Tasman? Mungkin iya, mungkin tidak. Tergantung. Kalau yang udah pernah
bertemu, pasti agak-agak ingat dengan dia. Lihat aja fotonya ini. Ehehehe…
Si Tasman |
Hmm….
Tepat hari ini, dia berusia 10 tahun. Sepuluh tahun bersamaku maksudnya.
Hehehe… Dia merupakan hadiah ceritanya. Buatku tentunya. Masak buat yang baca.
Dezig! Kaget juga sih pas dikasih ini. Soalnya nggak pernah terpikir bakal
dihadiahi boneka yang cukup gedhe. Yang ngasih juga bawanya agak kewalahan.
Hahaha….
Tak
terasa ternyata, sudah 10 tahun dia menemaniku. Ke manapun aku pindah. Dia
ikut. Jujur, aku bukan tipe wanita yang biasa koleksi boneka. Boneka-bonekaku
dari zaman dahulu kebanyakan memang pemberian dari orang-orang di sekitarku.
Mungkin karena aku seorang anak perempuan, jadi mereka terpikir memberi itu
saat itu. ^^
Aku
sendiri sempat heran. Ternyata koleksi boneka seorang kawanku yang penampakan
dari luar tomboi, cuek, mandiri, tangguh, jago bela diri, ternyata koleksi
bonekanya lebih banyak dariku. Ada lha beberapa di kamarnya. Sedangkan aku?
Hahaha…. Sudahlah. Ayo kembali ke topik utama. Si Tasman.
Zaman
SMA dulu memang aku tak pernah memproklamirkan dengan terang-terangan kalau
kesengsem sama si Tasman ini. Tapi sahabat-sahabatku kayaknya 'Ngeh'. Heran.
Mungkin karena lihat stiker timbul
Tazmania yang cukup gedhe di belakang helm hitamku dulu kali ya… Jadi mereka
menyimpulkan begitu. Stiker itu aku beli di mana juga lupa. Dan entah kenapa ku
tempel di helm juga lupa. Mungkin karena helmku terlalu polos. Khakha… jadi
biar sekalian jadi tanda pengenal.
Nah
mulailah satu-satu ada yang memberi pernak-pernik Tasman ini. Stiker, gantungan
kunci, dan yang terbesar wujudnya itu ya boneka kepala Tasman ini. Saat,
menerima pemberian-pemberian inilah aku baru tersadar, iya ya, aku kesengsem
sama si Tasman ini, tapi hampir tak ada benda-benda tentangnya kecuali stiker
timbul di helm itu. Hahaha…. Apa buatku kalo suka itu yang penting di dalam
hati, bukan perwujudan secara lahiriah? Hehehe…. Padahal perlu juga ya sekali
dua kali diaktualisasikan, biar sebagai bukti gitu.^^
Bagaimana
aku suka ma si Tasman ini juga nggak jelas. Kalo kata orang "Love at first sight". Halah. Iya, bener.
Jadi begini. Sewaktu awal SMP, aku suka sama donal
bebek tuh…. Nah, pas akhir SMP aku sempat lihat si Tasman ini. Dari
sebuah gambar tak bergerak. Pertama lihat penampakannya, langsung tertarik.
Padahal dia nggak ada manis-manisnya ya, imut nggak, lucu juga nggak. Biasanya
kan anak perempuan sukanya yang begitu. Aneh memang. Sahabatku sendiri pun
bilang aku ini orang aneh. Jadi jangan heran. Dan aku selalu membela diri,
bukan aneh, tapi unik. Beuh…..
Aku
suka tanpa alasan apapun, tanpa tahu apa si Tasman ini. Suka aja. Titik. Dan
aku anehnya nggak mencari tahu, dia itu apa. Mungkin ketertarikanku gara-gara
dulu lumayan sering bikin oeret-oret kayak angin topan gitu. Itu lho yang kayak
segitiga terbalik. Jadi kalau lagi jenuh, iseng, nggak ada kerjaan di kelas,
suka bikin oret-oret model itu di kertas atau halaman buku yang ada space kosongnya. Buku SMAku banyak yang jadi
korban. Dan secara tak sadar, waktu nyobain pulpen di toko buku pun, buat
coretan angin topan segitga terbalik. Nah, si Tasman kan suka muter-muter nggak
jelas gitu.
oret-oret mumet |
Setelah
sekian lama, baru aku sempatkan mencari tahu apa si Tasman ini. Dan pas tahu
agak kaget juga. Hahaha… oh ternyata dia itu ini toh…. Udah, habis itu nggak
pernah nyari tahu lagi. Jadi jangan tanya detail tentang si Tasman ini. Aku pun
nggak begitu tahu. Dan sekarang pun kalau lihat Tazmania, biasa aja. Iya, dulu
aku suka banget, tanpa tahu dia itu apa. Khakaha…. Paling senyum-senyum
sendiri.
Nah
boneka bantal kepala Tasman ini aku terima saat aku lagi terapi buat nggak
ketergantungan sama yang namanya guling. Karena nggak di semua tempat tidur ada
guling. Waktu di rumah nenekku dulu, adanya cuma dua bantal di kamarku. Jadi
yang satu buat alas kepala, yang satu kupeluk sebagai ganti guling. Nah sejak
ada si Tasman ini, bantal yang biasa kupeluk, kuganti dengan si Tasman ini. Dan
sekarang ini, aku sedang terapi lagi. Mencoba menjauhkannya dari tidurku.
Karena tidak semua tempat selalu bisa membawa si Tasman. Misalnya kalau sedang traveling atau menginap di rumah teman atau
saudara. Kan, si Tasman nggak selalu bisa dibawa. Jadi sekarang dia kuterapi
untuk jadi pajangan di tempat tidurku saja, tanpa kumemeluknya. Di sebelahku
saja. Jadi sekarang hanya tinggal satu bantal dan selimut. Yang penting ada
alas buat menyangga kepala. Jadi kepalaku nggak pusing pas bangun.
Yang
aku salut, sama yang ngedesain boneka kepala Tasman ini. Soalnya begitu nyaman
untuk didekap ataupun difungsikan sebagai penyangga kepala sewaktu tidur. Jadi
kalau ada teman yang menginap, berhubung kostan yang sekarang ekonomis, bantal
kuberi ke tamu, dan si Tasman jadi penyangga kepalaku. Karena kan, buatku,
penyangga kepala itu harus cukup tinggi biar nggak pusing. Sedangkan bantal
yang biasa kupakai (berhubung terlalu empuk jadi kurang bisa menyangga leher
dengan baik) selalu diganjal dengan selimut cadangan. Nah, sedangkan selimut
cadangan kan diberikan pada si tamu. Jadi daripada aku pusing kepala saat
bangun, mending aku berbantalkan si Tasman. Hehehe…
Si
Tasman ini juga sempat ku jadikan model. Dalam rangka mengasah kreativitasku
dalam berfotografi ria. Halah. Ini dia.
Ceritanya
aku ingin membuat foto dengan judul "Waktunya gosok gigi". Jadi waktu itu giginya ku poles dengan
eyeshadow warna hijau lumut. Ckckc… padahal waktu itu belum lama 'dimandiin'
dia. Demi. Hahaha….
Waktunya Sikat Gigi....! |
Nah
yang ini, giginya lagi kinclong-kinclongnya:
Gigiku bersih.... |
Pertanda
dia harus 'dimandiin' adalah saat warna giginya sudah tidak kinclong lagi.
Hehehe….
Ah,
Tasman. Ternyata kita sudah 10 tahun bersama, ya.
Apakah
kita akan terus bersama? Aku belum tahu jawabannya.
Terimakasih
sudah menemaniku.
Dan
terimakasih sudah mau jadi korban bullyingku.
Ups.
Ehehe…
(^_^)
120113
0 komentar:
Posting Komentar