Senin, 15 Agustus 2011

"Untung tidak jadi tercetuskan!"

Pagi menjelang siang; udara menjadi semakin hangat. Terlihat dua orang bersepeda sedang mengayuh dengan sangat lambat; seperti sedang mencari tempat untuk rehat sejenak.


"Pak, numpang duduk-duduk di sini ya!" si laki-laki meminta izin sekaligus menyapa Pak Tani.

"Oh, iya silakan, abis jalan-jalan?" sahut Pak Tani mempersilakan sambil balik menyapa.

"Iya, Pak. Ini ada orang kota yang pengen liat yang seger-seger katanya." , jawab si laki-laki seraya melirik perempuan di sebelahnya.



Si perempuan hanya mengangguk sambil tersenyum ke Pak Tani setelah memberikan sorot mata protesnya ke si laki-laki.

Dan si laki-laki hanya nyengir mendapat tatapan protes itu.



"Iya, Mbak, emang bener, enak kalau pagi-pagi sepedaan, bikin badan bugar." , Pak Tani menyapa perempuan itu.

"Baru musim tanam lagi ya, Pak?" tanya si perempuan.

"Iya, baru seminggu ini mulai, Mbak.", jawab Pak Tani ramah.
"Saya turun dulu ya! Silakan aja duduk-duduk di sini. Adem." , pamit Pak Tani sebelum melanjutkan membajak.

"Oh, iya Pak. Makasih. Bukannya baru sebentar istirahatnya?" tanya si laki-laki.

"Nanti kalau kelamaan duduk, malah jadi males.", Pak Tani menjelaskan.



"Tuh, dengerin, jangan kelamaan duduk, jadi males ntar!" kata si perempuan pada si laki-laki.

"Ye…. Seenaknya , yang ngajakin istirahat siapa, yang diomelin siapa!" protes si laki-laki.

"Hehehe…." , si perempuan cuma senyum jail.



"Heh, apa lho yang kamu foto itu?" tanya si laki-laki saat melihat si perempuan sedang asyik dengan kameranya.

"Pak Tani. Pak Tani sedang membajak sawah. Nggak bisa lihat apa?" jawab si perempuan sekenanya.

"Dasar, di kota nggak ada ya yang beginian. Hahahaha….", ledek si laki-laki.

"Ini viewnya lagi bagus tahu!" si perempuan membela diri.



"Lihat, bagus kan?" pamer si perempuan pada laki-laki itu atas hasil jepretannya barusan.

"Lumayan, ada bakat juga ternyata." jawab si laki-laki tak mau mengakui.



"Hmm…. Sawah itu memang luas ya! Bisa ngantuk nih lama-lama kalau anginnya gini.", si perempuan berkata sambil menarik nafas dalam-dalam, menikmati udara yang bersih itu.

"Dasar, tidur mulu kerjanya!" komentar si laki-laki.

"Eh, kamu tahu apa nama gunung yang di sebelah sana itu? Itu gunung apa?" tanya si perempuan saat melihat baris pegunungan yang berjajar rapi.

"Gunung apa ya? Nggak tahu, ntar pas di rumah ku lihat di peta deh!" jawab si laki-laki.

"Gimana sih, putra daerah kok nggak tahu! Payah ah!" ledek si perempuan.

"Di sini tuh banyak gunung, aku nggak hapal semuanya. Dari dulu geografiku emang jelek. Tanya aja nanti sama Pak Tani, mungkin lebih tahu.",  bela si laki-laki.



Si perempuan hanya tertawa renyah saat mendengarnya. Kemudian menyandarkan punggungnya di pohon dan menikmati kembali suasana sawah, gunung, dan para petani mengolah sawah.



"Hei, kamu tahu apa yang sedang ku pikirkan?" tanya si laki-laki memecah keheningan.

"Ya jelas nggak lah, emangnya aku bisa telepati!" jawab si perempuan.

"Kalau kita tak berbeda, pasti kamu udah ku lamar sekarang. Di sini.", kata si laki-laki kemudian.

"Hmm???" gumam si perempuan sambil menatap wajah si laki-laki sesaat, kemudian memalingkannya lagi. Melihat ke kejauhan.



Si laki-laki hanya tersenyum melihat reaksi si perempuan.



"Untungnya nggak jadi tercetus ya!" kata si perempuan itu akhirnya.

"Hm.", timpal si laki-laki.

" Kalau beneran kamu lakukan, tentu akan mengacaukan semuanya. Mungkin kita akan jadi kaku lagi setelahnya.", kata si perempuan kemudian.

"Mungkin.", jawab si laki-laki.

"Aku tak bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi nanti karena pernikahan itu. Keluarga besar, dan yang lebih penting anak-anak yang dilahirkan nantinya. Betapa kacaunya psikologis mereka saat melihat bapaknya ke timur, dan ibunya ke barat. Tentu kita tak mau itu terjadi kan?" Tanya si perempuan.

"Yah, memang akan melibatkan banyak hal. Terlebih generasi berikutnya. Dan kita tak ingin membuat mereka tambah kacau gara-gara kita.", jawab si laki-laki.



Suasana pun kembali hening. Kembali menikmati suasana pagi menjelang siang itu.



"Pulang Yuk! Aku laper.", ajak si perempuan.

"Laper? Baru juga jam segini. Suka makan tapi tetep aja nggak jadi daging.", jawab si laki-laki sambil melihat jam tangannya.

"Hei, sepedaan berkilo-kilo dari pagi itu cukup menguras energi ya!" bela si perempuan.

"Hahaha…. Dasar anak kota! Makan di sana aja yuk!" ajak si laki-laki itu kemudian.

"Di sana di mana?" tanya si perempuan tak mengerti.

"Di ujung jalan tadi itu lho. Di situ kan ada warung, berbagai macam olahan singkong. Ada yang direbus, dikukus, digoreng, pokoknya macem-macem deh. Lumayan buat ganjel perut sebelum benar-benar sampai rumah. Dari pada kamu pingsan di jalan. Ngrepotin aku ntar.", jelas si laki-laki.

"Berbagai macam olahan singkong? Yang ku pernah makan juga berbagai olahan ubi ungu.", kata si perempuan.

"Tapi yang ini singkong. Singkong putih itu lho! Enak kok, pasti ntar kamu ketagihan. Maklumlah, aku kan anak desa, jadi sukanya singkong. Di situ juga ada es kelapa muda pakai gula aren. Seger banget pastinya.", kata si laki-laki kemudian.

"Iyalah, percaya. Buru ah, jangan cerita mulu.", jawab si perempuan.

"Pamit dulu!" si laki-laki mengingatkan.

"Oh iya.", kata si perempuan.

"Pak, makasih banyak tumpangannya! Kami pulang dulu….!" pamit si laki-laki pada Pak Tani sambil teriak.

"Slamat bekerja ya, Pak!" tambah si perempuan.

"Oke, oke. Ati-ati, Nak!" sahut Pak Tani sambil melambaikan tangannya.

"Hei, nanti kalau makan jangan kebanyakan, bisa-bisa ban sepedamu kudu tambah angin lagi di jalan.", si laki-laki sengaja meledek si perempuan seraya menyalip untuk sampai di warung tujuan terlebih dahulu.

"Hoi…….! Awas, ya!" si perempuan pun segera mengayuh sepedanya dengan cepat.



________________________________________________




Hari ini, makasih ya! Abis liat yg ijo-ijo jd enakan. Besok pulang jd lbh fresh deh ;)))
Makasih qt bs tetap d jalur yg qt sepakati dr dulu itu.


Sebuah sms buat si laki-laki.




Sama2. Kalo kamu jenuh ma hiruk pikuk kota, datang aja lg, kl pas aq lg d rmh, qt bs keliling lg. Ku jamin saat itu aq dah tau nama gunung tadi! He3x. Yang tadi anggap aja intermezzo. Toh qt dah sama2 tau kan jwbnny ^_^


Sms terkirim, baca si laki-laki saat melihat layar Hp-nya.


*140811


aoi

2 komentar:

  1. pak tani-nya gaol gitu...pake jawaban "oke-oke" segala hehehehehe

    BalasHapus
  2. hehehe.... binun sebenarnya, apa ya enaknya jawabannya?? jadilah pake oke aja. ada ide? ^^

    BalasHapus